Tanaman Kakao atau lebih familiar dengan sebutan “Buah Coklat” merupakan jenis komoditi perkebunan yang berhasil menempatkan Indonesia ke peringkat ke-3 dunia sebagai
negara produsen coklat dunia setelah negara Ghana dan Pantai Gading.
Tanaman yang bisa dimanfaatkan hasil buahnya, setelah memasuki umur tanam 4-5 tahun, berbentuk pohon dengan ketinggian bisa mencapai 10 meter ini, merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dengan penamaan ilmiah Theobroma cacao.L. Terdapat jenis-jenis kakao yang banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain jenis; Criollo, Farastero dan Trinitario.
Tanaman yang bisa dimanfaatkan hasil buahnya, setelah memasuki umur tanam 4-5 tahun, berbentuk pohon dengan ketinggian bisa mencapai 10 meter ini, merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dengan penamaan ilmiah Theobroma cacao.L. Terdapat jenis-jenis kakao yang banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain jenis; Criollo, Farastero dan Trinitario.
www.seputarpertanian.com |
Pemanfaatan hasil tanaman kakao terdapat pada biji
kakao tersebut yang banyak digunakan untuk Industri Makan dan Minuman, Industri
Kecantikan (Parfum dan Kosmetik) dll. Harga biji kakao kering terbilang
berubah-ubah (fluktuate) mengikuti
harga basis kakao dunia. Harga biji kakao kering ditingkat petani dan pengumpul
kakao di daerah bisa mencapai Rp.18000-20.000/kg kakao kering.
Tanaman Kakao. |
BUDIDAYA TANAMAN KAKAO.
SYARAT TUMBUH.
- Tumbuh optimal di daerah Tropis.
- Tumbuh ideal pada ketinggian 0-800 meter dpl.
- Struktur tanah gembur,lempung berpasir,lempung berliat dan kaya bahan organik.
- Curah hujan 1.100-3.000 mm/tahun.
- Suhu udara optimal 30˚C-32˚C.
- Kelembapan udara 30-40%.
- Keasaman tanah (pH) ideal berkisar antara 6,5-7,5.
PERSIAPAN BIBIT.
- Perbanyakan bibit kakao dilakukan dengan 2 cara yaitu perbanyakan secara Generatif (biji) dan Vegetatif (akar,batang,cabang dan daun melalui okulasi dan kultur jaringan),perbanyakan cara generatif lebih banyak dilakukan petani kakao pada umum nya dibandingkan cara vegetatif yang terlampau sulit dan ribet dalam penerapanya.
- Perbanyakan genertif dimulai dengan memilih indukan benih kakao yang sehat,berproduksi tinggi dan toleran terhadap hama dan penyakit. Dilanjutkan dengan kegiatan perkecambahan dengan karung goni sebelum masuk ke pembibitan polibeg,yang diawali dengan membersihkan biji kakao dari plasenta (pulp) dengan mengunakan abu atau serbuk gergaji dan dibersihkan dengan air mengalir lalu disusun merata diatas karung goni yang telah basah dan lembab,diamkan selama kurang lebih 1-3 hari dan selalu chek kondisi karung goni agar selalu basah dan lembab dengan memercikan air ke lapisan susunan benih kakao tersebut secara merata.
- Tahapan berikutnya siapkan polibeg berukuran (25 cm x 40 cm ) yang telah berisi tanah dan kompos dengan perbandingan (2:1), kemudian masukan benih kakao yang telah berkecambah ke dalam polibeg secara hati-hati lalu tutup kembali. Proses pembibitan kakao membutuhkan waktu selama 5-6 bulan untuk siap ditanam dan budidayakan.
PERSIAPAN LAHAN.
- Persiapan lahan tanaman kakao dapat dimulai dengan cara membersihkan sekaligus meratakan dan mengemburkan semak belukar (rumput berkayu) dan rumput alang-alang dengan cara manual (cangkul) dan mesin (bajak) ditergantung dari jumlah luasan area tanam tanaman kakao. Selanjutnya menanam pohon pelindung (bayang) bertujuan untuk mengurangi intensitas sinar matahari langsung ke tanaman pada dasarnya tanaman kakao menginginkan kondisi lembab karena buah kakao tumbuh dibantalan batang seperti; lamtoro petai cinadan pisang.
- Tahapan berikutnya membuat lubang tanam 1-2 minggu sebelum waktu penanaman bibit dengan ukuran panjang,lebar dan ketinggian (40 cm x 40 cm x 40 cm) atau (60 cm x 60 cm 60 cm) dengan pola tanam berpagar ganda (dengan pohon pelindung membentuk titik segi empat).
PERSIAPAN TANAM.
- Persiapan tanam dimulai dengan menyiapkan bibit kakao yang telah berumur 5-6 bulan yang telah melewati tahapan seleksi (sortasi) bibit sehat,tidak abnormal (cacat) dan peralatan yang dibutuhkan seperti;cangkul, lingkis dan pisau diarea penanaman. Penanaman diusahakan memasuki awal musim penghujan dengan jarak tanam (2,4 m x 2,4 m) dengan jumlah populasi bibit 1680 bibit/hektar. Teknis penanaman bibit dimulai dengan merobek polibeg yang dikuti dengan penanaman hingga batas leler akar,kemudian tutup dan padatkan kembali.
PEMELIHARAAN.
Kegiatan pemeliharaan budidaya tanaman kakao antara
lain:
Penyulaman.
- kegiatan penyulaman yaitu menganti tanaman yang mati dilokasi tanam dengan tanaman yang baru,penyulaman dilakukan tidak lebih 2 minggu setelah tanam dengan tanaman baru yang memiliki umur yang tidak jauh berbeda dengan tanaman yang akan kita ganti tersebut
Penyiangan.
- Kegiatan penyiangan dilakukan dengan mengurangi sejumlah gulma (rumput liar) yang bersifat sebagai pesaing dan mengangu pertumbuhan bibit kakao dengan cara mengkoret dengan cangkul dan penyemprotan pestisida jenis herbisida (racun rumput),bibit kakao mengalami fase kritis pertumbuhan setelah memasuki umur tanam 3-4 tahun.
Pemupukan.
- Pemupukan dilakukan 2 bulan setelah penanaman,dan umumnya kegiatan pemupukan dilakukan setelah kegiatan penyiagan berlangsung. Dosis pemupukan pada tanaman kakao tergantung berdasarkan umur tanam tanaman kakao tersebut dengan penggunaan pupuk anorganik seperti : Urea, SP-36 dan KCL. Untuk tanaman umur 1 tahun (dosis/gram/tanaman/hektar) (15 gr/15gr/10gr),umur tanam 2 tahun (22gr/20gr/25gr),umur tanam 3 tahun (44gr/41gr/50gr),umur tanam 4 tahun (89gr/83gr/100gr) dan umur tanam 5 tahun (150gr/100gr/200gr). Pemupukan dapat dilakukan dengan cari ditabur atau dibenam dengan membuat larikan untuk memudahkan pemupukan.
Pemangkasan.
- Pemangkasaan tanaman kakao dimulai dengan memangkas pohon pelindung sementara sekala berkala sampai tanaman kakao mampu berproduksi normal tanaman pelindung ditiadakan,fungsi pemangkasaan untuk mengatur pertumbuhan cabang dan batang agar tidak menutupi tanaman utama. Pemangkasan tanaman utama berfungsi untuk meningkat produksi dengan membuat cabang atau ranting lemah dan sakit,mendapat pertumbuhan tajuk yang seimbang dan kokoh,mengurangi tingkat kelembapan sehingga terhindar dari bahaya hama dan panyakit.
PANEN DAN PASCA
PANEN.
- Panen buah kakao dilakukan apabila buah kakao mengalami perubahan (warna hijau menjadi kekuningan) atau( jingga menjadi merah) atau masak secara fisiologis,buah yang dipetik telah berumur 5,5 sampai 6 bulan lamanya mulai dari bunga. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dengan cara memotong tangkai buah 1/3 bagian buah dan langsung dimasukan ke keranjang untuk melalui tahapan berikutnya,pemecahan buah dengan memukul dengan benda tumpul seperti;batu atau kayu yang selanjutnya biji kakao dikeluarkan dari kulit dan dimasukan kedalam karung untuk proses fermentasi.
- Proses fermentasi atau pemeraman biji kakao yang masih terdapat plasenta (pulp) selama 7-12 hari,kemudian dilakukan kegiatan pengeringan atau penjemuran selama 7-9 hari dibawah terik matahari sampai biji kakao benar-benar kering,setelah biji kering lakukan kegiatan penyeleksian (sortasi)untuk memisahkan ukuran biji kakao tergantung permintaan pasar dan membuang benda-benda seperti; batu dan kotoran yang akan mengurangi nilai jual. Tahapan akhir lakukan penyimpanan biji kakao kering ditempat yang kering, tidak lembab juga beralas (palet) untuk menghindari biji kakao tidak berjamur (kapang).
Semoga Bermanfaat dan Berguna.'
Salam Pertanian.
0 Response to "Panduan Teknis Budidaya Tanaman Kakao (Theobroma cacao.L)"
Post a Comment